Jember,- Baru-baru ini Kepala BNN RI Marthinus Hukom bersama para pejabat utama BNN melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, di Gedung Parlemen, Jakarta Pusat, Senin (5/5). Rapat itu menjadi momentum strategis dalam memperkuat upaya Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika di Indonesia.
Marthinus Hukom menjelaskan, strategi pemberantasan narkoba difokuskan pada pemetaan jaringan, pengawasan jalur peredaran, serta kawasan-kawasan yang dinilai rawan terhadap penyalahgunaan maupun peredaran gelap narkoba.
Kepala BNN RI menekankan pentingnya kolaborasi serta langkah preventif dan represif yang terukur dalam menangani ancaman narkoba, terutama di daerah-daerah yang terindikasi sebagai titik masuk dan distribusi utama narkoba.
Ironis sekali,disaat pemerintah gencar berantas narkoba, justru di wilayah Kabupaten Jember,Jawa Timur peredaran narkoba tidak terbendung penjualannya cukup strategis.
Narkoba yang sekarang beradar di Jember obat jenis Dextro ada yang berwarna putih dan kuning.Obat ini banyak disalahgunakan dan dikonsumsi remaja untuk mabuk. Untuk mencari barang tersebut cukup mudah didapat.
"Dextro obat tergolong dosis tinggi masih bebas beredar di wilayah Kabupaten Jember, tanpa ada tindakan pengawasan baik dari pemerintah setempat maupun dinas kesehatan.
Menurut keterangan narasumber,Tyo (24) tahun,mengatakan kepada Redaksi ,kalau dulunya sering konsumsi obat jenis Dextro,obat ini banyak dikonsumsi remaja untuk mabuk,dari pada beli minuman dengan harga mahal,mending beli obat Dextro mas,cukup buat kaum muda seperti kita."Paparnya
Kami membeli obat Dextro ini gampang di cari,seperti beli di RT:02 RW:08 Desa Gumelar Krajan Kidul Kecamatan Balung Kabupaten Jember,penjualnya bernama Utami.
Masih Tyo,pernah saya tanya,kalau jual obat ini keuntungannya berapa,mereka menjawab. Keuntungan nya cukup besar,satu botol isi 1000 beli ke bos besar hanya 700 ribu. Lalu saya ecer satu klip plastik isi 3 butir dengan harga 10000 ribu,tinggal kalikan saja mas."bersambung
Posting Komentar