![]() |
Fasilitas Pengayaan Fordo via citra satelit Maxar. |
JAKARTA, PojokPerkoro.Com – Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Abbas Araghchi mengatakan, pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pertemuan itu menyusul serangan militer Amerika Serikat (AS) ke-3 fasilitas nuklir Iran.
“Rusia adalah teman Iran dan kami menikmati kemitraan strategis,” ujarnya kepada wartawan saat Konferensi Pers di Istanbul, dilansir Aljazeera, Minggu, 22 Juni 2025.
“Kami selalu berkonsultasi satu sama lain dan mengoordinasikan posisi kami,” kata Araghchi seraya mencatat bahwa Rusia adalah salah satu penandatangan JCPOA.
“Saya akan melakukan konsultasi serius dengan Presiden Rusia besok dan kami akan terus bekerja sama,” pungkasnya.
Menanggapi pertanyaan tentang potensi mediasi Turki untuk mengakhiri permusuhan, Araghchi mengatakan, dia telah melakukan pertemuan yang sangat produktif dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
“Saya juga telah berbincang dengan (para diplomat-red) negara lain di kawasan tersebut. Beberapa negara seperti Turki mengindikasikan bahwa mereka dapat menjadi penengah sehingga serangan dari Israel dapat dihentikan,” ujarnya.
“Saya yakin bahwa saya akan memulai beberapa tindakan dan diskusi untuk mencegah agresi Amerika ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Presiden AS, Donald Trump dalam pidato singkat kepada rakyat AS usai membombardir tiga situs nuklir Iran mengatakan, pihaknya akan melakukan lebih banyak serangan jika Teheran tidak berdamai.
“Akan ada perdamaian atau akan ada tragedi bagi Iran yang jauh lebih besar daripada yang telah kita saksikan selama delapan hari terakhir. Ingatlah bahwa masih banyak target yang tersisa,” kata Trump dalam pidatonya dilansir AFP, Minggu, 22 Juni 2025.
“Jika perdamaian tidak segera datang, kami akan menyerang target-target lainnya dengan presisi, kecepatan, dan keterampilan,” pungkasnya. (*/red)
Posting Komentar