Surabaya- Di balik tumpukan limbah rumah tangga yang sering diabaikan, tersimpan potensi luar biasa untuk menciptakan perubahan positif bagi lingkungan. Salah satunya adalah minyak jelantah, yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah dapur berbahaya. Padahal, jika tidak diolah dengan benar, minyak jelantah dapat mencemari air, tanah, bahkan mengganggu kesehatan manusia.Namun siapa sangka, minyak bekas yang kerap dibuang sembarangan ini justru menjadi inspirasi bagi mahasiswa KKN Kelompok R-37 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di Desa Selotapak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Desa Selotapak yang merupakan desa ramah wisata yang cuacanya cukup sejuk dan adanya banyak café memicu banyaknya limbah minyak yang terbuang dari cafe/rumah tangga sehingga dapat dijadikan inovasi pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Melalui kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan, mereka menciptakan produk Lilin Aroma Terapi berbahan dasar minyak jelantah. Inovasi ini bukan sekadar kegiatan KKN biasa, tetapi bentuk nyata edukasi kepada masyarakat bahwa menjaga alam bisa dimulai dari hal sederhana. Lilin Aromaterapi hasil olahan ini tidak hanya bermanfaat sebagai pengharum ruangan yang menenangkan, tetapi juga mengurangi dampak limbah minyak goreng yang kerap menjadi penyumbang pencemaran lingkungan.
Lebih dari itu, kegiatan ini turut memberdayakan masyarakat setempat melalui pelatihan dan pendampingan pembuatan lilin. Pada hari Selasa tanggal 15 Juli 2025, Sub Kelompok 1, KKN R-37 UNTAG Surabaya berkesempatan untuk menggelar sosialisasi dan pelatihan kepada ibu-ibu PKK Dusun Jaten, Desa Selotapak, Kec. Trawas, Kab. Mojokerto. Partisipan sangat interaktif dan antusias mengikuti kegiatan tersebut dengan ikut membuat lilin aromaterapi bersama.

Warga didorong untuk aktif mengolah limbah rumah tangga menjadi produk bernilai jual. Hasilnya, tidak hanya lingkungan yang dirawat, tapi juga ekonomi kreatif desa yang tumbuh. Inisiatif mahasiswa KKN UNTAG Surabaya ini patut diapresiasi. Di tengah ancaman krisis lingkungan, semangat inovasi seperti ini adalah oase harapan. Harapannya, langkah kecil ini bisa menjadi contoh nyata bagi daerah lain dalam mewujudkan desa ramah lingkungan dan mandiri secara ekonomi.

Mengolah minyak jelantah menjadi lilin bukan sekadar eksperimen tetapi ini adalah pesan kuat,  bahwa perubahan bisa dimulai dari dapur rumah kita sendiri. Karena menjaga bumi tidak butuh kata-kata besar cukup tindakan nyata, seperti yang dilakukan anak-anak muda inspiratif dari Mahasiswa KKN R-37, Sub Kelompok 1 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Penulis: Bertha Cahyadewi, Mohammad Devin, Iqbal K. Surya, Yulita A. Hayon, Jorgie P.Putra
Dosen Pendamping Lapangan: Elisa Sulistyorini, S.T., M.T.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama